Ajaeng adalah alat musik gesek yang dapat menghasilkan bunyi paling rendah di antara instrumen musik tradisional Korea. Ajaeng berbentuk mirip dengan Gayageum dan Geomungo, tetapi lebih besar dibandingkan dengan Haegeum. Di sebelah batang kayu Paulownia berlubang yang akan menjadi sound box dipasang potongan kayu disebut Anjok untuk menyangga dawai ikatan benang sutra. Biasanya tangkai tumbuhan Forsythia dipakai sebagai gesekan Ajaeng.
Ajaeng diketahui telah diperkenalkan dari Cina pada zaman kerajaan Goguryeo dan dipergunakan untuk memainkan musik dari Cina saja pada awalnya. Namun Sanjo Ajaeng dipergunakan untuk sandiwara musik tradisional Korea, 'Gukgeuk' yang populer sekitar tahun 1950-an. Dibandingkan dengan Ajaeng asli, Sanjo Ajaeng lebih kecil dan jarak antara dawai pun agak sempit. Selain itu, pemakaian gesekan dari ekor kuda memungkinkan permainan bertempo jauh lebih cepat dan lembut.
Ajaeng dengan nada rendah dapat mendukung irama instrumen musik lainnya, tapi dalam permainan solonya bisa juga menghasilkan bunyi keras dan bunyi itu terasa seperti mengeluarkan kesedihan tersembunyi di lubuk hati seseorang.
Musik pilihan hari ini
1. Sujecheon - Ajaeng dimainkan oleh Hwang Suk-yeong, Suling oleh Kim Jeong-jip, Sogeum & Daegeum oleh Kim Jeong-seung, Jang-gu oleh Kim Gwang-seop
2. Ajaeng-daseureum “Times” - Ajaeng dimainkan Park Dae-seong
3. Harlin- Dikarang Gang Hak-seon, Ajaeng dimainkan Kim Sang-hun
sumber : http://world.kbs.co.kr/indonesian/program/program_tmusic_detail.htm?No=26379
0 komentar:
Posting Komentar