Selasa, 11 September 2012

Dano (Hari Raya Korea)


Dano adalah salah satu festival besar yang pada hari ke-5 bulan ke-5 kalender imlek di Korea. Festival ini memiliki nama lain Suri/Surin-nal. Dano itu maknanya berdoa kepada Tuhan untuk tahun panen raya setelah menanam padi. Ketika festival itu, orang-orang mengadakan banyak upacara di masing-masing daerah di Korea. Upacara paling yang terkenal itu adalah Gangneung Danoje. Pada tahun 2005, Gangneung Danoje itu diakui sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia oleh UNESCO.

 Sejak zaman Samhan orang-orang mengadakan festival. Menurut buku sejarah kuno ketika bulan Mei orang Samhan mengadakan upacara pengorbanan kepada hantu dan leluhur. Setelah itu, orang-orang berkumpul-kumpul di lapangan yang besar, lalu mereka makan makanan dan minum minuman keras. Saat itu, mereka menyanyi-nyanyi dan menari-nari bersama-sama selama sepanjang hari. Nama dan ide Dano bersal dari Cina, tetapi dalam upacara-upacara dan adat-istiadat Dano itu termasuk tradisi Korea.


 Ketika zaman Joseon banyak adat-istiadat Dano diselenggarakan di istana. Menjelang Dano para pegawai kerajaan bawahan membuat kipas, lalu menghadiahkan kipas itu kepada raja. Kemudian, raja membagikan kipas itu kepada para bawahan di istana. Kipas itu bernama kipas Dano. Selain itu, tabib yang bekerja di istana membuat Jehotang dan Okchudan untuk raja dan anggota mentri. Jehotang adalah minuman tonika yang terbuat dari madu, plum kering, dan rempah-rempah. Para Raja Joseon suka minum minuman itu karena dapat mengurangi keringat ketika musim panas. Okchudan adalah tablet kesehatan yang terbuat dari rempah-rempah. Dengan demikian, pada zaman Joseon ada banyak adat-istiadat, tetapi sekarang beberapa adat-istiadat itu sudah dihilangkan. 

 Pada hari Dano warga Korea bangun pagi-pagi, lalu mereka mencuci rambut dan wajah dengan air Chang-po. Air Chang-po adalah air yang direbus dengan daun Chang-po. Kalau mencuci rambut dengan air itu mereka percaya rambut mereka menjadi bercahaya dan tidak rontok. Setelah itu, warga-warga mengadakan upacara pengorbanan kepada leluhur dan Tuhan. Kemudian, mereka makan makanan tradisional Korae, minum minuman kereas, dan bermain permainan tradisional Korea. Ketika Dano orang korea membuat kue dari tepung beras yang ditambah daun artemisia. Kue itu berwarna hijau dan berbentuk seperti roda. Orang korea sering makan kue itu ketika Dano. Selain itu, warga-warga menempelkan zimat di rumah untuk mengusir hantu yang jahat. Zimat itu bernama zimat Dano. 

 Korea memiliki banyak permainan tradisional. Ada beberapa permainan tradisional dimainkan ketika Dano. Permainan tradisional yang paling terkenal itu adalah bermain ayunan. Zaman dulu, perempuan susah ke luar rumah. Akan tetapi, pada hari Dano perempuan boleh ke luar rumah dan bermain ayuran. Oleh karena itu, permpuan suka hari Dano pada zaman dulu. Bermain gulat juga terkenal ketika Dano. Para laki-laki dewasa bertanding gulat di lapangan yang luas. Pemenang pertandingan gulat dihadiahi sapi. Selain itu, orang Korea bermain permainan yang lain yaitu, jungkat-jungkit, adu sapi, drama tari topeng, dan lain-lain. 
 Dengan kegiatan ini, pada zaman dulu orang korea sering mengadakan upacara dan bermain-main pemainan tradisional korea pada hari Dano. Akan tetapi, sekarang Dano itu tidak spesial lagi karena kebudayaan Dano semakin hilang. Namun, beberapa daerah di korea masih mengadakan upacara pada hari Dano, walaupun banyak orang Korea tidak menaruh perhatian terhadap hari itu. Orang Korea jangan melupakan hari Dano karena hari itu khusus untuk kita sejak zaman dulu. Saya berharap kita bisa menjaga dan meneruskan hari ini agar tidak hilang. 

Ditulis oleh:   Jeon Min Ho

Ini adalah tulisan teman saya yang sedang belajar bahasa Indonesia di kampus saya, jika ada salah penulisan maaf ya ^^

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites